Selasa, 03 Mei 2011

Tuberculosis

Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh
Mycobacterium tuberkulosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien
TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95%
kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara-negara
berkembang. Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebih banyak dari
pada kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.


Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah
pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan
Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia.
Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan
kematian 101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110 per
100.000 penduduk.

1.DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
 

2.CARA PENULARAN


  
  
  3.FAKTOR RESIKO
a. Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Dengan ARTI      1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000 terinfeksi    TB dan 10% diantaranya (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun.        Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.
b. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien
   TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan      malnutrisi (gizi buruk).
c.HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB menjadi   sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh  seluler (cellular immunity), sehingga jika terjadi infeksi penyerta  (oportunistic), seperti tuberkulosis, maka yang bersangkutan akan menjadi  sakit parah bahkan bisa mengakibatkan kematian. Bila jumlah orang terinfeksi  HIV meningkat, maka jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian  penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.

4.DIAGNOSA
Diagnosis TB paru
• Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu
sewaktu - pagi - sewaktu (SPS).
• Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya
kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui
pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama.
Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat
digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan
indikasinya.
• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas
pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.

• Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas
penyakit.
• Untuk lebih jelasnya lihat alur prosedur diagnostik untuk suspek TB paru.


Diagnosis TB ekstra paru.
• Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk
pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran
kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang
belakang (gibbus) pada spondilitis TB dan lain-lainnya.
• Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat
ditegakkan berdasarkan gejala klinis TB yang kuat (presumtif) dengan
menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis
tergantung pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan
ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya uji mikrobiologi, patologi
anatomi, serologi, foto toraks dan lain-lain.
 

5.PENGOBATAN
Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.

Dalam pengobatan TBC ada 2 tahap yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan

tahap awal (intensif)
Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
o Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu.
o Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi)
dalam 2 bulan.


tahap lanjutan
  •  Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
    dalam jangka waktu yang lebih lama
  •  Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga
    mencegah terjadinya kekambuhan
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis di Indonesia:
o Kategori 1 : 

   Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
• Pasien baru TB paru BTA positif.
• Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
• Pasien TB ekstra paru

obat yang digunakan adalah: 2(HRZE)/4(HR)3.
o Kategori 2 : 

Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)

obat yang digunakan adalah: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
o Kategori Anak: 2HRZ/4HR